Sabtu, 11 Januari 2020

Seputar Kematian Part 1



Dalam pandangan Al Quran, kematian tidak hanya terjadi satu kali tetapi dua kali. Surat Ghafir ayat 11 mengabadikan sekaligus membenarkan ucapan orang-orang kafir di hari kemudian.

قَا لُوْا رَبَّنَاۤ اَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَاَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوْبِنَا فَهَلْ اِلٰى خُرُوْجٍ مِّنْ سَبِيْلٍ

"Mereka menjawab, Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?" (QS. Ghafir 40: Ayat 11)

Kematian oleh sebagian ulama didefinisikan sebagai "ketiadaan hidup". Manusia mengalami kematian dua kali dan kehidupan dua kali.

 Kematian pertama dialami oleh manusia sebelum kelahirannya, atau sebelum Allah menghembuskan ruh kehidupan, sedang kematian kedua saat manusia meninggalkan dunia yang fana ini.

Kehidupan pertama dialami saat manusia menarik dan menghembuskan nafas di dunia, sedang kehidupan kedua  saat ia berada di akherat kelak.

Al Quran Surat Al Baqarah (2) ayat 28 menginformasikan:

كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِا للّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَا تًا فَاَحْيَا کُمْ ۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

"Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 28).


Secara umum membicarakan tentang kematian bukanlah suatu hal yang menyenangkan. Naluri manusia bahkan ingin hidup seribu tahun lagi bahkan ingin hidup abadi.

  ۛ  يَوَدُّ اَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ اَ لْفَ سَنَةٍ ۚ 

Masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun, (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 96)

Keinginan inilah yang digunakan oleh iblis untuk merayu Adam dan Hawa, keinginan untuk hidup kekal selama-lamanya.

 يٰۤاٰدَمُ هَلْ اَدُلُّكَ عَلٰى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلٰى

Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (QS. Ta-Ha 20: Ayat 120)

Demikian Iblis merayu Adam

Banyak faktor yang membuat seseorang enggan mati. Ada yang enggan mati karena tidak tahu apa yang akan dihadapi setelah kematian, ada juga yang menduga bahwa apa yang dimiliki sekarang lebih baik dari apa yang dihadapi nanti,  atau karena menduga betapa sulit dan pedih pengalaman mati, atau juga karena tidak mengetahui makna hidup dan mati sehingga semua menjadi cemas dan takut menghadapi kematian.

 Manusia menyaksikan bagaimana kematian tidak memilih usia atau tempat, tidak pula menangguhkan kehadirannya sampai terpenuhi semua keinginan.  Allah SWT berfirman:

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ ۚ فَاِذَا جَآءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَئۡخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 34)

Sebenarnya akal dan perasaan manusia pada umumnya enggan menjadikan kehidupan mereka terbatas pada puluhan tahun saja. Walaupun manusia menyadari bahwa mereka akan mati, namun bagi mereka kematian bukanlah kepunahan, sehingga menjadikan manusia menciptakan tehnik pengawetan jenazah.

Dengan demikian -menurut dugaan sebagian orang- manusia bisa abadi. Walaupun mereka telah meninggalkan dunia ini tetap mereka masih hidup.

0 komentar:

Posting Komentar