Kamis, 02 Januari 2020

Keutamaan Umur Panjang Disertai Ketaatan




عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ ؟ قَالَ : مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ . قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ ؟ قَالَ : مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ. (رواه احمد والترمذى والحاكم)



Artinya :


_Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari bapaknya, bahwa seorang laki-laki berkata: “Wahai Rasûlullâh, siapakah manusia yang terbaik?” Beliau ﷺ menjawab: “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”. Dia bertanya lagi, “Lalu siapakah orang yang terburuk?” Beliau ﷺ menjawab, “Orang yang berumur panjang dan buruk amalnya.”_
(HR. Ahmad, Tirmidzi, dan al-Hâkim)



*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*



1. Sesungguhnya panjang umur merupakan modal untuk meraih kedudukan yang tinggi di sisi Allâh SWT. Namun jika umur yang panjang dipenuhi dengan keburukan, maka pemiliknya menjadi orang yang paling buruk pula.
2. Manusia berkualitas adalah dambaan setiap insan yang sadar. Ia tak rela bila perjalanan hidupnya tak bisa membuahkan apa-apa. Dan ia akan selalu berusaha bangkit untuk memperbaiki kafilah perjalanan hidupnya, sehingga lembaran-lembaran kehidupannya akan diwarnai dengan beragam kebaikan dan kemanfaatan.
3. Dan tentunya bila ia hidup dengan rentang waktu yang panjang dengan tetap menjaga kualitas kepribadiannya, maka iapun telah patut untuk mendapatkan gelar manusia terbaik.
4. Kenapa orang yang panjang umurnya dan baik amalnya merupakan orang terbaik? Karena orang yang banyak kebaikannya, setiap kali umurnya bertambah maka pahalanya juga bertambah dan derajatnya semakin tinggi. Kesempatan hidupnya merupakan tambahan pahala dengan sebab nilai amalannya yang terus tambah, walaupun hanya sekedar istiqâmah di atas iman.
5. Demikian pula, karena dengan bertambahnya umur seseorang, berpotensi besar untuk menambah kebaikan-kebaikannya dan mengangkat derajatnya, baik dalam porsi banyak, maupun sedikit.
6. Memang panjang-pendeknya umur seseorang adalah rahasia Allah, namun bila umur seseorang panjang, dengan tetap membawa obor iman dan istiqamah di atasnya, maka insya-Allah itu semua akan mendatangkan kebaikan baginya. Dan setiap kali umurnya bertambah, setiap kali itu pula amalnya semakin banyak dan melimpah, sesuai dengan panjang umur yang ia nikmati.
7. Dan sebaliknya (sebagaimana hadits di atas), bahwa seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang umurnya dan buruk amalnya, karena waktu dan kesempatan itu seperti modal bagi seorang pedagang. Seyogyanya, dia menggunakan modalnya dalam perdagangan yang menjanjikan keuntungan. Semakin banyak modal yang diinvestasikan, maka keuntungan yang akan diraihnya juga semakin banyak.
8. Barangsiapa melewatkan hidup untuk kebaikannya maka dia telah beruntung dan sukses. Namun sebaliknya, barangsiapa menyia-nyiakan modal (kesempatan hidup)-nya, maka dia tidak akan beruntung dan bahkan merugi dengan kerugian yang nyata.
9. Berdasarkan hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa hadits tersebut menjelaskan tentang keutamaan panjang umur yang disertai dengan amal yang baik sehingga layak disebut sebagai orang yang baik, dan sebaliknya jika diberikan panjang umur namun sayangnya hanya digunakan untuk berbuat yang tidak baik maka layak disebut sebagai sejelek-jeleknya orang.
Oleh karena itu sebagai seorang Mukmin jangan sampai menyia-nyiakan umur dan waktunya. Hendaklah dia selalu waspada terhadap kehidupannya, umur yang masih ada hendaklah diisi dengan amal shalih. Jika tidak, maka kerugian yang akan didapatkan.
10. Akhirnya, semoga Allâh SWT. senantiasa menganugerahkan umur panjang dan barokah, sehat wal 'afiyah, serta selalu memberikan taufiq dan hidayah kepada kita untuk mengisi hidup dengan ketaatan beribadah kepada Allah SWT. Aaamiin...

*Tema hadits yang berkaiatan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Baik dan bermanfaatnya panjang umur agar terjadi pengingatan dan perbaikan, penggunaan sebaik-baiknya tujuan serta taubat yang sebenar-benarnya;

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ ۞

_“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir”,_ [QS.  Fathir: 37]

2. Janji Allah bagi hamba-hambanya yang senantiasa bertaqwa dan beramal shaleh;

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِى جَنّٰتٍ وَعُيُونٍ ۞ ءَاخِذِينَ مَآ ءَاتٰىهُمْ رَبُّهُمْ  ۚ  إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذٰلِكَ مُحْسِنِينَ ۞ كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ ۞ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ۞

_"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan mata air," (15) "mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat baik,"(16) "mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam;"(17) "dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah)."(18)_ (QS. Az-Zariyat 51: 15-18)
~~~~~~~~~~~~~~~~
Ibnu Katsir dalam 'Tafsirnya' menyebutkan penafsiran sebagian ulama' terhadap ayat terakhir, _“Mereka shalat malam dan mengakhirkan (melanjutkannya) istighfar sampai waktu sahur (menjelang shubuh).”_

Jadi mereka itu adalah orang-orang yang mengisi hidupnya dengan kebaikan. Mereka banyak beramal dengan fisik dan harta mereka. Saat di penghujung malam, mereka mengerjakan shalat malam yang panjang, mereka juga memohon ampun atas dosa dan kesalahan.

*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh. Hanya Allah-lah yang memberi taufik dan hidayah...*

        •┈••○❁🌻💠🌻❁○••┈•

0 komentar:

Posting Komentar