Rabu, 01 Januari 2020

Muhasabah (Evaluasi Diri)






وفي رواية قيل ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ. (رواه البيهقي)

Artinya :
_Dalam sebuah riwayat dikatakan, Rasulullah ﷺ bersabda: “Siapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka dialah orang beruntung. Siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka dialah orang tertipu. Dan siapa yang hari ini lebih buruk daripada hari kemarin, maka dialah orang yang terlaknat.”_ [HR. Baihaqi]

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Perubahan itu mesti dan niscaya. Sesuatu yang stagnan lebih cenderung hilang ditelan jaman. Sementara yang lain melakukan inovasi pada bisnisnya, ia malah diam di tempat tidak melakukan lompatan apapun, maka bisnisnya bisa dipastikan akan berhenti.
2. Seperti halnya air. Air yang tidak mengalir merupakan sarang nyaman bagi bakteri dan kuman-kuman jahat. Warnanya pun akan berubah menjadi hijau. Pertanda bakteri dan kuman sudah mendiami rumah barunya itu. Begitu pun dengan diri kita jika tidak mengalir melakukan perubahan, maka yang ada adalah diri kita dihinggapi “kuman” dan “bakteri” kesuksesan. Alhasil, sukses yang diharapkan hanya sebuah harapan yang disangsikan perwujudannya.
3. Lalu, apa yang harus dirubah ? Banyak. Kita bahas tiga saja;
a. Wawasan dan Ilmu
Sudah menjadi tradisi bahwa salah satu penyokong kesuksesan adalah berwawasan dan berilmu sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. Berbisnis dengan ilmu itu lebih mengutungkan ketimbang berbisnis apa adanya kita. Membangun rumah dengan ilmu hasilnya lebih indah dan lebih efektif pula budget-nya. Apapun, dengan ilmu akan mudah diraih. Ini pasti !
b. Sikap
Merubah malas menjadi semangat, sangat penting. Merubah bodoh menjadi pintar dan cerdas, sangat penting. Merubah pelit menjadi dermawan, sangat mesti. Jika selalu bangun kesiangan, mulai saat ini bangun harus di awal waktu. Jika kamu saat ini ketergantungan kepada orang tua, menjadi mandiri dan berdikari adalah sikap hebat. Intinya, lakukan perubahan dalam sikap dan perilaku. Sikap dan perilaku yang baik selalu menghadirkan sesuatu yang baik.
c. Ibadah
Ibadah perlu perubahan. Seperti tersurat dalam sebuah riwayat di atas, ada tiga tipe orang dalam amaliah hariannya, yaitu:
(1) _robih,_ yakni orang yang beruntung karena kualitas dan kuantitas amalnya lebih baik dari sebelumnya,
(2) _maghbun,_ yakni orang yang tertipu karena kualitas dan kuantitas amalnya tidak lebih baik dari sebelumnya, stagnan; dan
(3) _mal’un,_ yakni orang terlaknat karena amal-amalnya hari ini lebih buruk dari sebelumnya.
4. Jadi, kesimpulannya adalah orang yang mau merubah nasib seharusnya ia merubah keadaan diri saat ini yang mencakup tiga aspek tadi, yaitu ilmu, sikap dan ibadah.
Sejatinya, perubahan yang sudah dilakukan akan mengantarkan pelakunya ke lembah kesuksesan dan kebahagiaan.

*Tema hadits yang berkaiatan dengan ayat Al-Qur'an :*

1. Karena kita tidak tahu kapan ajal datang, maka idealnya kita melakukan evaluasi itu setiap saat, atau kalau tidak setiap hari, setiap minggu, setiap bulan atau sekurang-kurangnya setahun sekali, seperti sekarang ini;

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ۞

_"Wahai orang-orang yang beriman ! Bertaqwalah kepada Allah (dengan mengerjakan suruhan-Nya dan meninggalkan larangan-Nya); dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memperhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari akhirat). Dan (sekali lagi diingatkan): Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat Meliputi Pengetahuan-Nya akan segala yang kamu kerjakan."_ [QS. Al Hasyr: 18]

2. Jangan sampai terlambat kita memperbaiki diri, karena hidup di dunia ini hanya sekali tak pernah terulang lagi. Dikatakan dalam al-Qur’an pernah ada orang yang menjerit meminta diperpanjang umurnya untuk menebus dosa dan menambah amal sholeh, Allah tidak akan mengabulkannya;

... رَبِّ لَوْلاَ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ ۞ وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ۞

_"Wahai Tuhanku ! Alangkah baiknya kalau Engkau lambatkan kedatangan ajal matiku - ke suatu masa yang sedikit saja lagi, supaya aku dapat bersedekah dan dapat pula aku menjadi dari orang-orang yang sholeh. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali akan melambatkan kematian seseorang (atau sesuatu yang bernyawa) apabila sampai ajalnya; dan Allah Amat Mendalam Pengetahuan-Nya mengenai segala yang kamu kerjakan."_ [QS. Al Munafiqun: 10-11].
 
*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh. Hanya Allah-lah yang memberi taufik dan hidayah...*

        •┈••○❁🌻💠🌻❁○••┈•

0 komentar:

Posting Komentar