Sabtu, 18 Januari 2020

Seputar Kematian Part 4




Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa:

 كَرَاهِيَةَ الْمَوْتِ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا حُضِرَ جَاءَهُ الْبَشِيرُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَا هُوَ صَائِرٌ إِلَيْهِ فَلَيْسَ شَيْءٌ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَكُونَ قَدْ لَقِيَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْفَاجِرَ أَوْ الْكَافِرَ إِذَا حُضِرَ جَاءَهُ بِمَا هُوَ صَائِرٌ إِلَيْهِ مِنْ الشَّرِّ أَوْ مَا يَلْقَاهُ مِنْ الشَّرِّ فَكَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ

 Seorang yang beriman apabila menghadapi sakaratul maut, maka seorang pemberi kabar gembira utusan Allah datang menghampirinya seraya menunjukkan tempat kembalinya, hingga tidak ada sesuatu yang lebih dia sukai kecuali bertemu dengan Allah. Lalu Allah pun suka bertemu dengannya. Adapun orang yang banyak berbuat dosa, atau orang kafir, apabila telah menghadapi sakaratul maut, maka datang seseorang dengan menunjukkan tempat kembalinya yang buruk, atau apa yang akan dijumpainya berupa keburukan. Maka itu membuatnya tidak suka bertemu Allah, hingga Allah pun tidak suka bertemu dengannya." (HR. Ahmad)

Dalam Al Quran Allah SWT berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَا لُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَا مُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰٓئِكَةُ اَ لَّا تَخَا فُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَ بْشِرُوْا بِا لْجَـنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS. Fussilat 41: Ayat 30)

Turunnya malaikat menurut banyak ahli tafsir adalah ketika seseorang yang sikapnya seperti digambarkan ayat di atas sedang mengalami kematian. Ucapan malaikat " Janganlah kamu merasa takut" adalah untuk menenangkan mereka menghadapi maut dan sesudahnya. Sedang "Jangan bersedih" adalah untuk menghilangkan kesedihan mereka menyangkut persoalan dunia yang ditinggalkan seperti anak, istri dan harta.

Sebaliknya Al Quran mengisyaratkan bahwa keadaan orang-orang kafir ketika menghadapi kematian sulit terlukiskan:

وَ لَوْ تَرٰۤى اِذْ يَتَوَفَّى الَّذِيْنَ كَفَرُوا ۙ الْمَلٰٓئِكَةُ يَضْرِبُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَاَدْبَارَهُمْ ۚ وَذُوْقُوْا عَذَا بَ الْحَرِيْقِ

"Dan sekiranya kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir sambil memukul wajah dan punggung mereka (dan berkata), Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar." (QS. Al-Anfal 8: Ayat 50)

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَـرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ قَا لَ اُوْحِيَ اِلَيَّ وَلَمْ يُوْحَ اِلَيْهِ شَيْءٌ وَّمَنْ قَا لَ سَاُ نْزِلُ مِثْلَ مَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ ۗ وَلَوْ تَرٰۤى اِذِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ غَمَرٰتِ الْمَوْتِ وَا لْمَلٰٓئِكَةُ بَاسِطُوْۤا اَيْدِيْهِمْ ۚ اَخْرِجُوْۤا اَنْفُسَكُمُ ۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَا بَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ غَيْرَ الْحَـقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ اٰيٰتِهٖ تَسْتَكْبِرُوْنَ

(Alangkah ngerinya) sekiranya engkau melihat pada waktu orang-orang zalim (berada) dalam kesakitan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), Keluarkanlah nyawamu. Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan, karena kamu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (QS. Al-An'am 6: Ayat 93)

Di sisi lain manusia dapat"menghibur" dirinya dalam menghadapi kematian dengan jalan selalu mengingat dan meyakini bahwa semua manusia pasti mati. Al Quran menyatakan:


كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ 
ِ
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 185)

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّنْ قَبْلِكَ الْخُـلْدَ ۗ اَفَاۡئِن مِّتَّ فَهُمُ الْخٰـلِدُوْنَ

"Dan Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia sebelum engkau (Muhammad); maka jika engkau wafat, apakah mereka akan kekal?" (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 34)
DemikianAl Qur'anmengkabarkan tentang kematian yang dialami manusia taat dan manusia durhaka dan demikian kitab suci menginformasikan tentang kematian yang dapat mengantarkan seorang mukmin agar tidak merasa khawatir menghadapinya, sementara yang durhaka atau tidak beriman diajak untuk bersiap-siap menghadapi berbagai ancaman dan siksaan.
SEPUTAR KEMATIAN
https://t.me/muslimtangguh
Seri: 8.  KEHIDUPAN ALAM BARZAKH

Al Quran tidak hanya menjelaskan tentang hari akhir. Tetapi juga memberikan informasi menyangkut kejadian tentang kematian, alam barzakh, dan peristiwa sesudahnya. Dengan kematian seseorang beranjak memasuki saat pertama dari hari akhir. Dalam sebuah riwayat disebutkan:

مَن مَاتَ فَقَد قَامَت قِيَامَتُهُ

" Siapa yang meninggal maka kiamatnya telah bangkit."

Kiamat itu dinamai " kiamat kecil" (kiamat sughra) Saat itu  semua yang telah meninggal hidup dalam alam barzakh. Mereka semua menanti kiamat besar (kiamat kubra) yang ditandai dengan peniupan sangkakala.

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (100) }

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan­nya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding (barzakh) sampai hari mereka dibangkitkan. (QS Al Mukminun (23) ayat 99-100)

Dari segi bahasa "barzakh" berarti "pemisah" . para ulama mengartikan alam barzakh sebagai "periode antara dunia dan akherat". Keberadaan di sana memugkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akherat.

Al Quran melukiskan keadaan orang-orang kafir ketika itu dengan firmanNua:

 وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ (45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ (46) }

 Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada malaikat), "Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (QS. Al Mukmin (40) ayat 45-46)

Para syuhada ketika itu digambarkan sebagai orang yang hidup dan mendapat rezki:

وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَا تٌ ۗ بَلْ اَحْيَآءٌ وَّلٰـكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ

"Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 154)

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَا تًا ۗ بَلْ اَحْيَآءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ ۙ 

"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki," (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 169)

Disamping ayat-ayat Al Quran, Cukup banyak hadits yang dapat dijadikan titik pijak adanya alam barzakh,  ketika putra Nabi SAW yang bernama Ibrahim meninggal, Nabi SAW bersabda:

 إِنَّ لَهُ مُرْضِعًا فِي الْجَنَّةِ

"Baginya akan ada yang menyusuinya di surga".(HR. Bukhari)

Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda:

الْمَيِّتُ يَعْرِفُ مَنْ يُغَسِّلُهُ وَيَحْمِلُهُ وَيُدَلِّيهِ َ

"Sesungguhnya orang yang meninggal mengetahui siapa yang membawa, memandikan dan memasukkannya ke dalam kubur." (HR. Ahmad)

 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ فَيُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Jika seorang dari kalian meninggal dunia maka akan ditampakkan kepadanya tempat duduk (tinggal) nya setiap pagi dan petang hari. Jika dia termasuk penduduk surga, maka akan (melihat kedudukannya) sebagai penduduk surga dan jika dia termasuk penduduk neraka, maka akan (melihat kedudukannya) sebagai penduduk neraka lalu dikatakan kepadanya inilah tempat duduk tinggalmu hingga nanti Allah membangkitkanmu pada hari qiyamat". (HR. Bukhari)

Dan diriwayatkan pula, bahwa pada malam harinya di tengah malam (sebelum Nabi SAW kembali ke Madinah), dipanggillah nama-nama para kepala Quraisy yang telah dilemparkan ke dalam sumur itu oleh Nabi SAW satu demi satu. Sabda beliau, “Wahai ‘Utbah bin Rabi’ah, Wahai Syaibah bin Rabi’ah, Wahai Abu Jahal bin Hisyam, Wahai Umayyah bin Khalaf, Wahai Fulan bin Fulan”, dan demikianlah seterusnya, dan beliau lalu bersabda :

هَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَكُمْ رَبُّكُمْ حَقًّا؟ فَاِنِّيْ قَدْ وَجَدْتُ مَا وَعَدَنِيْ رَبِّيْ حَقًّا.

Apakah kamu mendapatkan apa-apa yang telah dijanjikan oleh Tuhanmu itu benar ? Karena sesungguhnya aku telah mendapatkan apa yang telah dijanjikan oleh Tuhanku itu benar.

Ketika itu ada diantara kaum muslimin yang bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa  engkau  memanggil-manggil orang-orang yang telah menjadi bangkai?”.

Nabi SAW bersabda :

مَا اَنْتُمْ بِاَسْمَعَ لِمَا اَقُوْلُ مِنْهُمْ. وَلكِنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيْعُوْنَ اَنْ يُجِيْبُوْنِ.

Tidaklah kamu lebih mendengar pada apa yang aku katakan daripada mereka, hanya mereka itu tidak dapat menjawab kepadaku.

Di sisi lain Imam Muslim meriwayatkan:

 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ سَأَلْنَا عَبْدَ اللَّهِ عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ { وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ } قَالَ أَمَا إِنَّا قَدْ سَأَلْنَا عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ أَرْوَاحُهُمْ فِي جَوْفِ طَيْرٍ خُضْرٍ لَهَا قَنَادِيلُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَسْرَحُ مِنْ الْجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ ثُمَّ تَأْوِي إِلَى تِلْكَ الْقَنَادِيلِ فَاطَّلَعَ إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ اطِّلَاعَةً فَقَالَ هَلْ تَشْتَهُونَ شَيْئًا قَالُوا أَيَّ شَيْءٍ نَشْتَهِي وَنَحْنُ نَسْرَحُ مِنْ الْجَنَّةِ حَيْثُ شِئْنَا فَفَعَلَ ذَلِكَ بِهِمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَلَمَّا رَأَوْا أَنَّهُمْ لَنْ يُتْرَكُوا مِنْ أَنْ يُسْأَلُوا قَالُوا يَا رَبِّ نُرِيدُ أَنْ تَرُدَّ أَرْوَاحَنَا فِي أَجْسَادِنَا حَتَّى نُقْتَلَ فِي سَبِيلِكَ مَرَّةً أُخْرَى فَلَمَّا رَأَى أَنْ لَيْسَ لَهُمْ حَاجَةٌ تُرِكُوا

Dari Abdullah bin Murrah dari Masruq dia berkata, "Kami pernah bertanya kepada Abdullah perihal ayat ini: '(Dan janganlah kalian mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu (memang) mati, akan tetapi sebenarnya mereka itu hidup di sisi Rabb mereka dan diberi rezeki (yang melimpah) ' (Qs. Ali Imran: 169) Dia berkata, "Kami dulu pernah menanyakan hal itu, dan beliau menjawab: "Ruh mereka berada di dalam rongga burung hijau yang mempunyai banyak pelita yang bergantungan di 'Arsy, ia dapat keluar masuk surga sesuka hati kemudian beristirahat lagi di pelita-pelita itu, kemudian Rabb mereka menengok mereka seraya berkata: 'Apakah kalian menginginkan sesuatu? ' Mereka menjawab, 'Apa lagi yang kami inginkan kalau kami sudah dapat keluar masuk ke surga sesuka hati kami? ' Lalu Allah terus mengulangi pertanyaan itu hingga tiga kali. Ketika mereka melihat kalau mereka tidak akan ditinggalkan sebelum menjawab pertanyaan itu, maka merekapun menjawab, 'Duhai Rabb, kami menginginkan ruh kami dikembalikan lagi ke jasad kami hingga kami dapat berperang lagi di jalan-Mu untuk kesekian kalinya.' Ketika Allah melihat kalau mereka tidak lagi membutuhkan sesuatu, akhirnya mereka ditinggal pergi." (HR Muslim)

Ada juga riwayat:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ نَسَمَةَ اْلمُؤْمِنِ تَسْرَحُ فِى اْلجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ وَ نَسَمَةَ اْلكَافِرِ فِى سِجّيْنٍ. ابن ماجه و الطبرانى

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ruh orang mukmin itu berjalan-jalan ke manasaja di surga sesukanya dan ruh orang kafir itu di neraka”. [HR. Ibnu Majah dan Thabrani]

0 komentar:

Posting Komentar